NIAT DAN USAHA SESEORANG, TIDAK PERNAH MENGHIANATI HASIL.

NIAT DAN USAHA SESEORANG, TIDAK PERNAH MENGHIANATI HASIL.

Nama saya : Yampres Yando, anak kedua dari tiga bersaudara, lahir di salah satu desa yang paling pedalaman Papua, yakni desa KONO Kab. Yahukim Provinsi Papua.

Kisah cerita saya :
Kami dibesarkan oleh om-om kami karena bapa kami telah meninggal di usia yang terbilang antara 4'3'2 tahun, kemudian mama kami kawin baru dengan suami baru di desa lain, jauh dari desa om-om saya yang dibesarkan kami. Waktu kecil kami tinggal tidak tetap, tetapi tinggal dengan om-om sembarangan tanpa menetap satu om terutama saya. Saat saya masih kecil, keinginan saya harus sekolah, saya tidak pernah piker sejauh kedepan sana soal biaya atau sumber anggaran untuk membiayai kami dalam proses pendidikan, tetapi niat saya harus sekolah. Dan pada akhirnya saya tamat Sekolah Dasar (SD) pada tahun 2008 dan lanjut ke jenjang pertama, yaitu saya masuk di SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 3 WAMENA PAPUA.

Dalam proses pelajar di SMP, saya tinggal salah satu rumah yang dulunya kaka saya tinggal, selama saya disitu sayapun membantu bapak PDT.Matius Himan di gereja, tugas saya saat tinggal bersama yaitu, bangun pagi cuci piring dan selesai cuci piring saya ke sekolah, setelah pulang sekolah makan siang lalu setelah selesai makan saya cari ranting pohon yang kering untuk kayu bakar. Setelah cari bawah sore harinya, saya mengambil air dengan menggunakan jerigen 25 liter, bawah dengan menggunakan bambu berisi 2 jerigen.
Di samping sebagai pembantu di rumah bapak Pdt, saya pernah berkebun sendiri yang lahan kebunnya biasa di kerjakan oleh teman-teman saya yang tinggal di asrama, selain kerja kebun, sayapun pernah menarik becak di kota Wamena.

Kalua untuk menarik becak, pendapatannya tergantung pada penumpang, jika penumpang ramai maka, pendapatan juga besar, tetapi penumpang kurang berarti pendapatan juga kurang, dalam sehari kalua penumpang ramai bias dapat sampai 1 juta paling tinggi dan paling kurang lima ratus ribu. Setelah kami dapat uang dari hasil menarik becak, biasanya kami membeli beras dan makanan lainnya lalu bawah ke rumah atau gubuk yang kami huni beberapa teman-teman.
Selama masih proses pelajar di SMP dari tahun 2008 sampai 2011 saya ujian dan kami lulus dengan 100%, dan keinginan saya masuk sekolah pembangunan maka, setelah selesai pada tahun 2011, saya masuk di salah satu SMK yang ada di kota Wamena yakni, SMK YSO NINABUA,  saya ikut pelajar hanya dua semester saja, yaitu semester satu dan dua, setelah naik kelas saya pindah sekolah ke salah satu kabupaten yang ada di pegunungan, yaitu kabupaten Yalimo Papu.
Alasan saya pindah karena biaya SPP di SMK itu sangat mahal saat itu, apalagi sayapun sebagai anak yatim piatu tidak bisa berharap kepada siapapun, saya bisa meminta bantuan ke om-om saya di kampong tetapi om-om di kampung tidak paham soal pentingnya SDM maka, sulit untuk minta bantuan lagi sama mereka dan alternative lainnya yang saya ambil yaitu harus pindah dan cari sekolah yang gratis biaya SPPnya, hingga pada tahun 2012 bertengahan saya pindah ke SMK YAPESLI ELELIM Kabupaten Yalimo.
Setelah saya pindah dari SMK YSO NINABUA WAMENA, saya terima di SMK YAPESLI ELELIM KABUPATEN YALIMO, karena sekolah itu kekurang siswa maka saya terima tanpa surat apapun semacam surat pindah, tetapi yang kepala sekolah minta hanya foto copy ijasah SMP saja dan sayapun sudah BISA aktif pelajar dan sah menjadi siswa tetap di SMK YAPESLI ELELIM KAB. YALIMO PAPUA.

Ada salah satu hal yang membuat saya hampir tidak sekolah saat itu ialah, pada saat saya kelas 3 SMA, om sungguh saya yang telah selesai SARJANA dari SURABAYA telah meninggal dunia, saat itu saya tidak bisa berbuat apa-apa dan keinginan saya harus berhenti dari sekolah, sehingga saya tidak masuk sekolah selama 1 bulan, alasan saya tidak masuk sekolah dan hampir tidak sekolah karena harapan saya adalah, om saya yang telah selesai ini, jika dia kerja bisa bantu kami untuk pendidikan, karena kami sebagai anak yatim piatu dan tidak ada orang lain yang ikhlas untuk membantu kami dalam pendidikan, akhirnya saya tidak sekolah selama satu bulan saat itu.

Tetapi ada salah satu kaka laki-laki namanya OBAJA DEAL, dia asal dari distrik KOSAREK yang sudah menjadi PNS di kabupaten Yalimo, dia menceritakan begini : Dulu kaka masih kuliah di Jayapura, kaka punya keluarga semua meninggal dan kakapun sama seperti apa yang adik pikirkan atau rasakan saat ini, tetapi saat itu kaka hanya berkesimpulan bahwa, jika mereka sudah tiada maka, mereka memberikan saya kesempatan untuk sukses dan akhirnya saya sudah selesai dan sekarang kaka sudah jadi PNS, tutur kaka Obaja.

Dari situlah saya mendengar dan kembali melanjutkan ke sekolah seperti biasa. Selama saya tinggal di kubapaten Yalimo, saya tinggal di asrama selama satu bulan saja, setelah itu teman sekolah saya perempuan yang mengajak saya untuk tinggal bersama dirumah pak guru, dia adalah istri pak guru saya. Selama saya tinggal dengan mereka, aktivitas saya yang lakukan adalah, timba air di kali dengan menggunakan motor, bela kayu bakar di hutan untuk masak makanan manusia dan makanan babi, selain melakukan kerja itu, sayapun membantu pak guru saya untuk menjaga memelihara babi, setiap malam saya maskan makanannya lalu setiap pagi saya memberi makan, siang harinya saya kasih mandi dan sore harinya saya memberi makan, disamping saya kesibukan dengan kegiatan tersebut, sayapun membantu membersihkan halaman dua rumah dan mencuci piring serta mencuci pakaian kaka-kaki laki-laki yang tinggal sama-sama disitu, karena istri mereka lanjut kuliah di jayapura maka, saya yang masak dan cuci piring, pakain serta menjaga membersihkan halaman rumah. Di samping kesibukannya, saya tidak pernah lupa atau alpa di sekolah, saya selalu disiplin dan hadir terus di sekolah sampai ujian tahun 2014 dan sekolah saya lulus dengan 100%. Setelah selesai ujian, kepala sekolah tawarkan saya untuk tes beasiswa yang namanya UP4B AFIRMASI PAPUA. Saya tes bersama teman-teman saya 5 orang termasuk saya, setelah kami tes, kami belum dapat informasi dari dinas pendidikan tentang kelulusannya, sehingga selama 2 minggu saya tingal-tinggal saja dengan kaka-kaka di Elelim Kab. Yalimo, tetapi kaka yang tinggal bersama itu menyuruh saya untuk masuk kampus di STKIP PIKHE jurusan MATEMATIKA lalu kaka kasih saya uang 2 juta.

Sayapun turuti apa yang di sampaikan oleh kaka piara dan saya ke Wamena dan saya ingat hari itu adalah hari kamis, lalu hari jumat itu saya ingin untuk daftar di kampus STKIP, tetapi setiap hari jumat itu biasanya di lakukan ibadah, maka saya kembali ke rumah dan tinggal-tinggal saja. Esok harinya yaitu hari sabtu ada nomor baru yang telpon lalu menanyakan keberadaan saya, anak di mana? Wamena atau Elelim? Tetapi saya menjawab di wamena dan dia berkata besok selesai ibadah hari minggu, kumpul dirumah ibu, dia kasih alamat lengkap. Dan ternyata ia adalah ibu SRI yang tangani bagian anak-anak sekolah bagian bidang KEPENDIDIKAN di Dinas Pendidikan kab. Yalimo.

Hari minggu kami selesai ibadah langsung kumpul dirumah ibu SRI dan ibu kasih arahan untuk turun ke Jayapura bersama-sama untuk ikut pembekalan, dan hari senin itu kami turun semua ke jayapura dengan beberapa teman-teman yang lulus beasiswa Afirmasi yang hanya khusus kab. Yalimo. Dan kami tinggal di Dinas Sosial, kemudian pembekalan selama satu minggu, lalu satu minggu lagi kami tunggu pemberangkatan ke kota studi masing-masing, sehingga kami tingga di jayapura selama dua minggu saja. Hari sabtu kami perangkat dari Jayapura menuju Makassar dan menginap di Makassar lalu hari minggu kami ke Ternate kota studi, dalam pemberangkatan itu langsung dari dinas pendidikan membentuk tim pengantar calon mahasiswa, sehingga kami di antar oleh salah satu seorang staf .

Hari senin kami langsung ke rektorat/kampus Unkhair untuk mendaftar dan kami ketemu langsung dengan Rektor Unkhair. Setelah ituibu yang antar kami langsung balik ke Jayapura dan kami melanjutkan pendidikan di Universitas Khairun Ternate, ada beberapa teman-teman  tidak nyaman untuk tinggal  di Kota Ternate, sehingga mereka balik ke kota lain yang mereka inginkan, yaitu ada yang ke Manado dan Jakarta, tetapi kami ada beberapa teman-teman saja  yang masih bertahan sampai ada yang selesai tahun 2018  1 orang, ada yang selesai bulan September 2019 1 orang dan saya bersama 2 teman lainnya selesai pada tahun 2020, tetapi waktu yang tidak di ketahui karena menghambat oleh pandemic covid-19.

Dalam dunia pendidikan banyak hal yang saya hadapi, tetapi kota Ternate khususnya, orang-orang di sekitarannya mereka baik-baik semua, dianggap kami saudara sehingga penyesuaian dalam lingkunganpun kami nyaman tinggal seperti kami berada di Papua, tergantung sikap kita saja, jika kita baik dengan mereka, pasti merek juga baik dengan kami. Selama saya pendidikan di Universitas Khairun,  tidak pernah minta uang ke om-om saya di kampung, tetapi ada beberapa om-om yang tinggal di kota saja yang saya pernah minta dan saya masih ingat, terutama atas nama FENI MIRIN om saya yang proses pendidikannya sama-sama dari SD-SMA. Tahun 2014 sampai saya selesai pada tahun 2020 bulan maret, tetapi karena situasi pandemik covid-19 membuat saya batal wisuda dan wisudapun tertunda tanpa waktu yang di tetapkan.

Selama dalam proses pendidikan, saya tidak pernah berfikir soal dana untuk lanjut sekolah atau kuliah, itupun berawal dari SD masuk SMP, keinginan saya itu hanya saya lanjud terus hingga dalam sekolah maupun kuliah tak pernah berhenti dari tengah-tengah proses pendidikan, yang saya pikirkan adalah tetap mencoba sampai memang tidak ada anggaran untuk melanjudkan barulah saya akan berhenti, pikiran itu yang saya tanamkan, sehingga puji Tuhan semua dalam perjalanan pendidikan dari SD-PERGURUAN TINGGI tetap berjalan normal tanpa menghadapai hal-hal yang lebih rumit, itu bukan karena kehebatan atau kepintaran saya, namun hanya pertolongan Tuhanlah yang sampai saat ini saya bisa menjadi orang sukses. Dalam proses penyusunan SKRIPSI, moto saya yang di angkat ialah : AYAHKU DAN IBU MENINGGALKAN AKU, NAMUN TUHAN MENYAMBUT AKU MAZMUR 27:10.
Selama dalam proses penyusunan skripsi, saya mulai kerja di kampus menjadi cleaning service di halaman, selanjudnya saya di pindahkan lagi ke dalam ruang kelas, untuk menyapu dalam ruang kelas, saya mulai masuk menyapu halaman dari tahun 2018 hingga saat ini.

Dalam proses perkuliahan dari awal sampai akhir, kendala sedikit memang ada, namun persoalan besar saya tidak pernah hadapi,itu bukan karena kepintaran saya, melainkan hanya pertolongan Tuhanlah yang mampu saya bisa mewujudkan impian saya. Selama saya dalam proses pendidikan hingga sampai sekarang, saya tidak pernah tengok ke kampung, alasan saya tidak pernah jalan karena, om saya yang pertama kali menerima injil di kampung saya, yaitu bapak Belomda Mirin berkata kepada saya demikian : Anak jangan buat masalah atau jangan datang ke Kono tanpa memegang ijasah, sebab engkau besar dari makanan derma, sehingga saya memegang atas nasihat om sampai saat ini.

Dan juga saya sangat mengucapkan banyak terima kasih kepada teman-teman saya yang tak pernah membedakan dan menerima saya sebagai sahabat di lingkungannya, lalu membantu saya dari awal pendidikan sampai selesai. Dan teman-teman angkatan yang masih dalam tahapan semoga sukses selalu. Semua pengorbanan kalian saya tidak bisa membantu kalian, tetapi hanya Tuhan yang punya segalanya  dapat membalas kalian.

"Kesuksesan saya ini adalah suatu kebanggan buat mama saya yang ada di kampung, semoga mama sehat selalu disana dan bisa ketemu di lain kesempatan dengan sehat dan walafiat. Dan ucapan terima kasih saya kepada om FENI MIRIN yang selalu menolong dan membantu serta menghibur dalam suka maupun duka, kiranya pengorbanan om anak tidak bisa membalas dengan apa yang anak miliki, tetapi kiranya Tuhan yang punya segalanya dapat memberkati dan membalas.

Sekian singkat cerita saya.
Ternate, 24/06/2020.


Yampres Yando, S.TP.

Comments

Popular Posts