KITA "KREDIT WAKTU" DALAM HIDUP KITA PERLU ADA TABUNGAN UNTUK MENABUNG DEMI MASA DEPAN.
HIDUP KITA ADALAH "KREDIT WAKTU"
Hidup kita ini adalah "Kredit Waktu", bahasa lainnya ialah meminjam waktu.
Kita KREDIT WAKTU tetapi kita tidak tahu 100% bahwa, kapan akan berakhir waktu yang kita KREDIT. Hidup kita hanya untuk menikmati dan menyenngkan diri kita sendiri maka, kita tidak mendapat apa-apa di kemudian hari yang mendatang.
Semua kewajiban hidup kita sudah teratur dalam "KITAB SUCI" dan kewajiban kita dewasa ini ialah MENJALANKANNYA. Hidup kita itu perlu untuk mengatur agar sesuatu yang belum kita rahi saat ini, kita bisa rahi di kemudian hari.
Hidup kita sesama manusia juga perlu ada saling membahu dan mendukung, agar hidup tidak memberatkan pada satu bagian, lalu bagian lain ringan, kita sama-sama manusia dan kehidupan yang sama maka, perlu untuk saling membahu itu kewajiban.
Ada sebuah tradisi yang mungkin dewasa ini baru saya mengerti, ketika di bandingkan dengan KEBENARAN antara BUDAYA. Sebaliknya lebih utamakan KEBENARAN dibandingkan BUDAYA dalam KEBENARAN, agar kewajiban kita yang tercantum dalam KITAB SUCI terpenuhi.
Bahwa : Salah satu budaya itu, kita memberikan sesuatu, kita juga mengharapkan IMBALANNYA, padahal kita sudah menjadi orang yang menerima KEBENARAN dalam hidup, tetapi kita tidak pernah paham sama sekali suatu KEBENARAN yang tercantum itu.
Kita hanya berKRISTEN KTP. Berbuatan kita dan tindakan sesuatu yang bermanfaat maupun menolong orang, tak perlu untuk mengharapkan IMBALAN, mirisnya suatu daerah masih terapkan kebudayaan itu di utamakan lalu, KEBENARAN di abaikan atau di nomor duakan.
Sayangnya, cara dan berbuatan kita itu menjadikan diri kita menjadi lebih sempit jalan menuju kebahagiaan kita di masa mendatang. Sebenarnya, dalam Ayub berkata :
Ayub 1:21
katanya: "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. Jadi kebahagiaan apa yang kita dapatkan di kemudian hari? Karena tindakan saja sudah sangat jelas menentang dan mempersempit ruang kebahagiaan kita.
Hidup ini hanya sementara dan KREDIT WAKTU, jangan memuaskan hanya sesuatu yang belum tentu membawah kita menuju pada KEBAHAGIAAN yang hakiki. Budaya itu boleh tanamkan dalam kehidupan kita masing-masing, tetapi ingat, budaya tidak menjamin anda menuju pada KEBAHAGIAAN di masa depan yang akan datang, ketika WAKTU KREDITnya sudah habis.
KEBENARAN perlu mempertajam untuk memberikan pemahaman kepada jemaatnya, agar domba-dombanya tidak tersesat dalam menuju KEBAHAGIAAN mendatang. Apa yang kita berikan kepada orang lain dengan setulus hati kita, tak perlu kita mengharapkan IMBALAN darinya.
Salah satu kebudayaan yang masih bertahankan sampai dewasa ini, bagaikan hidup kita tanpa kebenaran dan KRISTEN KTP. Tolong untuk ubahlah diri kita, ketika kita sudah paham tentang hal ini, sebab segala sesuatu yang ada di dunia akan hilang dengan sekejap, terus apa dasarnya kita masih mempertahankan kebudayaan kita untuk penikmat harta?
Sebenarnya, saya yakin dan percaya bahwa, setiap orang yang terpelajar pastinya akan paham terkait dengan hal ini, sebab budaya itu boleh kita bertahankan, itu sangat perlu, tetapi jangan nomorsatukan kebudayaan yang kita terapkan, ingat masa depan kita.
Waktu yang kita KREDIT, tidak menambah kedepan, tetapi semakin kedepan justru semakin KECIL, yang perlu untuk kita lakukan bukan mengejar sesuatu yang bisa menghalangi masa depan kita, tetapi kita mengejar tentang KEBAHAGIAAN yang akan datang dengan cara :
1. Memberi sesuatu kepada orang lain dengan tanpa mengharapkan.
2. Pemahaman kita yang salah dipergunakan dalam hidup kita bahwa, kebudayaan yang mengutamakan nomor satu perlu di ubah menjadi nomor dua, agar masa depan KEBAHAGIAAN itu perlu kita tercapai tanpa terhalang.
3. Saling membahu dan mendoakan sesama manusia ialah, kebahagiaan kita bersama dan menyelamatkan tertentu seseorang yang terikat karena hal itu.
3. Ada kebudayaan yang masih pertahankan hal-hal dunia semacam memberi itu harus ada IMBALAN, perlu mempertajam KEBENARAN oleh para penjaga domba. Agar domba-dombanya tidak tersesat karena hal-hal ini, apalagi bagi mereka (penjaga domba), sudah mengetahui hal ini, tetapi tidak pernah menjelaskan para dombanya maka, sangat fatal bagi semua, terutama penjaga domba.
4. Semakin hari semakin mendekat pada kehabisan KREDIT WAKTU, kapan akan berakhir hanya tergantung pada Tuhan. Yang terpenting untuk kita melakukan dalam sisa waktu ialah, saling mengingatkan dan saling melengkapi.
5. Kita menuju pada titik akhirnya KREDIT WAKTU, yang perlu kita lakukan saat ini ialah, kita bukan PENIKMAT WAKTU tetapi MENGORBANKAN WAKTU. Mengorbankan waktu dan tindakan nyata kita demi untuk merahi KEBAHAGIAAN di masa mendatang.
6. Kita tidak perlu mengharapkan sesuatu, apalagi mengharapkan IMBALAN dari orang yang kita memberikannya, hal itu justru mempersempit ruang KEBAHAGIAAN kita masa mendatang di saat WAKTU KREDIT kita habis.
7. Hidup itu perlu ada tabungan untuk menabung KEBAHAGIAAN masa depan kita.
Jangan puas hanya karena kebahagiaan secara nyata di hadapan manusia, jauh lebih baik ialah, KEBAHAGIAAN yang TUHAN sudah siapkan untuk kita, semakin kita berbuat baik dan tindakanpun benar sesuai KEBENARAN maka, kita lakukan hal itu bagaikan MENABUNG UANG DI BANK.
Semakin berbuat baik sesuai KEBENARAN maka, semakin besar bertambahnya BUNGA pada TABUNGAN kita. Hidup itu perlu ada TABUNGAN.
Comments
Post a Comment